“Selamat datang di Fun Chemistry Blog”
"Agar Penggunaaan Fun Chemistry Blog lebih bermanfaat, maka peserta didik atau user (pengunjung) blog ini diharapkan untuk mengikuti ALUR PETUNJUK PENGGUNAAN FUN CHEMISTRY BLOG "

Continue Reading →

FUN CHEMISTRY BLOG

SELAMAT DATANG DI FUN CHEMISTRY BLOG, BELAJAR KIMIA JADI MUDAH DAN MENYENANGKAN.

Monday

Incorporating information on Green Chemistry Into Theoretical Chemistry Courses

Abstrak
Salah satu tujuan utama dari green cchemistry adalah desain zat ramah lingkungan. Desain zat baru dengan sifat khusus bergantung pada pengetahuan tentang sifat molekul mereka, yang diselidiki dengan metode kimia teoritis. Oleh karena itu, lintas-disiplin antara dua bidang penting, baik dalam praktik kimia dan untuk tingkat pendidikan. Pekerjaan saat ini mengeksplorasi cara menarik perhatian siswa pada tantangan desain molekuler, melalui ikhtisar masalah yang relevan dengan industri kimia.


Abstract
One of the key objectives of green chemistry is the design of environmentally benign substances. The design of new substances with specific properties relies on the knowledge of the properties of their molecules, which are investigated with the methods of theoretical chemistry. Therefore, cross-disciplinarity between the two areas is important, both in chemistry practice and for the educational level. The current work explores ways of attracting students’ attention to the challenges of molecular design, through an overview of the issues that are relevant to the chemical industry.  


Sumber: Science Direct 


Untuk file lengkapnya dapat di download di bawah ini:

Back Toà List Artikel Jurnal

LIST MAKALAH

MAKALAH PKN - PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI INDONESIA


PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI INDONESIA

I.          PENDAHULUAN
Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota, yang menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1947 hanya merupakan kepanjangan tangan pusat di daerah.
Penyesuaian kewenangan dan fungsi penyediaan pelayanan antar pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/ kota sudah memuat tujuan politis, maupun teknis. Secara politis, desentralisasi kewenangan pada  masing-masing daerah menjadi perwujudan dari suatu tuntutan reformasi seperti direfleksikan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara. Secara teknis, masih terdapat sejumlah besar persiapan yang harus dilakukan untuk menjamin penyesuaian kewenangan dan fungsi-fungsi tersebut secara efektif.
Untuk menjamin proses desentralisasi berlangsung secara berkesinambungan, pada prinsipnya acuan dasar dari otonomi daerah telah diwujudkan melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999, serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000, selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 104, 105, 106, 107, 108, 109, dan 110 Tahun 2000 dan ketentuan lain yang relevan. Dalam acuan dasar tersebut setiap daerah harus membentuk suatu paket otonomi yang konsisten dengan kapasitas dan kebutuhannya.  

II.      RUMUSAN MASALAH
A.   Apa pengertian otonomi daerah?
B.   Bagaimana konsep pelaksanaan otonomi daerah?
C.   Apa model-model desentralisasi?
D.   Bagaimana perbedaan kewenangan pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan otonomi?
E.    Bagaimana keterkaitan otonomi daerah dan demokratisasi?

UNTUK PEMBAHASAN MAKALAH SECARA LENGKAP DAPAT DI DOWNLOAD PADA LINK DI BAWAH INI:


Sunday

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LIST TUGAS KULIAH

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

MAKALAH

POWERPOINT PRESENTASI

ARTIKEL JURNAL

PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMBUATAN REAGEN KIMIA

A.   TUJUAN
1.     Praktikan dapat membuat reagen kimia dari bahan kristal (zat padat)
2.     Praktikan dapat membuat reagen kimia dari bahan larutan pekat (zat cair)
B.   Dasar Teori
Setiap zat baik padat cair atau gas memiliki kemampuan melarutkan yang berbeda-beda di dalam suatu zat pelarut. Perwujudan wujud ini memberi petunjuk bahwa pelarutan harus menggunakan teknik-teknik tertentu.
Sifat analisis atau eksperimen yang diterapkan menurut sediaan pereaksi tertentu agar analisis atau eksperimen itu memberikan hasil yang tepat dan teliti. Jenis peralatan dan spesifikasi zat yang dipilih harus memenuhi persyaratan agar dapat diperoleh hasil sedian yang mendukung tercapainya tujuan praktikum. Dalam pembuatan reagen kimia ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu satuan konsentrasi molaritas (M) dan normalitas (N). 1 M berbarti mengandung 1 mol zat terlarut dalam 1 Liter larutan. Molaritas dapat dituliskan dengan persamaan M= mol/L larutan. Sedangkan N merupakan hasil kali molaritas dengan valensi zat yang terlarut. Adapun persamaan untuk normalitas adalah N= M x Valensi. Jika bahan yang digunakan untuk membuat larutan berwujud cair maka dilakukan pengenceran dengan persamaan V1 x N1 = V2 x N2.
Pembuatan sediaan pereaksi berupa larutan akan menuntut cara atau teknik pembuatan dengan prosedur tersendiri tergantung pada sifat pembentukan larutan. Dalam praktikum ini digunakan dua jeniszat, yaitu zat padat berupa NaCl 1N dan zat cair berupa H2SO4 100mL 1M. Pembuatan NaCl menggunakan teknik pengukuran massa dan teknik pelarutan serta tidak memerlukan perlakuan khusus. Sedangkan dalam pembuatan larutan H2SO4 melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pengenceran. Dalam pengenceran H2SOakuades harus dimasukkan terlebih dahulu kedalam labu ukur karena bersifat eksoterm (menghasilkan panas).


Untuk laporan praktikum selengkapnya dapat di download pada link berikut: Praktikum Kimia Dasar Pembuatan Reagen



Wednesday

DAFTAR PUSTAKA


DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymon. 2004. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Mohammed, dkk. 2016. Inhibition Of The Corrosion of Iron Heritage Objects After Treatment with Long-Chain Monocarboxylic Acids in Ethanolic Solutions. Progress in Organic Coatings. 101: 225-232.
Osterlund, Berg dan eksborg. 2009. Redox Models In Chemistry Textbooks For The Upper Secondary School: Friend Or Foe?. The Royal Society of Chemistry. 11 : 183.
Rahmawati, Ma’ruf dan rianingsih. 2014. Pengaruh Penambahan Oksidator dan Reduktor Terhadap Degradasi Ekstrak Kasar Pigmen Fukosantin Rumput Laut Sargassum Duplicatum. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 3 (4): 1-7.
Sriyanti. 2000. Bilangan Oksidasi dan Reaksi Mangan. Jurnal Kimia Anorganik. 63: 1-6.
Sudjana, Jamilah. 2015. Kartu Kation-Anion sebagai Inovasi Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas (SMA). Jurnal Lingkar Widya Iswara. 2 (1): 1-17.
Sukamto, Prabowati dan Sudiyanto. 2015. Proses Pengolahan dan Pemurnian Bijih Tembaga dengan Cara Konvensional dan Biomining. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” Universitas Pembangunan  Nasional “Veteran”  Yogyakarta: 18 Maret 2015.
Tahu, Maliwemau, dan Limbong. 2015. Pengaruh Tegangan Listrik Dan Waktu Terhadap Kekerasan Mikro Pelapisan Nikel-Krom Pada Produk Pengecoran Aluminium Bekas (Scrap). Lontar Jurnal Teknik Mesin. 2 (2): 29.
Zumdahl dan Zumdahl. 2007. Chemistry. New Uork:  Hougthon Mufflin Company.